Cerpen Karangan: Ira Zuhanti
Namaku Rara saat itu aku masih duduk di bangku SMP kelas 2. Aku punya sahabat namanya Alen, ia selalu mendengar curhatanku. Tanpa ku sadari aku mengagumi sahabatku itu. Hari berganti hari rasa kagum itu berubah menjadi cinta dan aku semakin dekat dengannya. Aku memendam rasaku hanya karena aku tak ingin persahabatan kami hancur. Tapi ternyata bukan hanya aku yang suka sama Alen, sahabat karibku juga suka sama Alen. Sahabat karibku namanya Nivia. Nivia mengatakan padaku rasa sukanya sama Alen. Aku hanya bisa tersenyum dan mendukungnya hanya itu yang bisa aku lakukan. Jauh di lubuk hatiku rasanya aku ingin marah, menangis, dan menjerit sekuat tenaga.
Saat kenaikan kelas tepatnya hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru, tak disangka Alen menyatakan perasaannya padaku. Sejak hari itu aku dan Alen berpacaran. Alen sangat romantis dan pengertian. Tapi kebersamaan kami tidak berlangsung lama sebab kami di sekolah SMA yang berbeda. Aku merindukan Alen yang selalu ada untukku. Pulang dari sekolah aku sms Alen dengan nada merengek agar dia mau pindah ke sekolahku. Tapi Alen menolak untuk pindah. Hari berganti hari tanpa aku sadari aku telah terpikat oleh kakak kelas, entah tahu dari mana nomorku tiba-tiba kakak kelas itu sms aku, jujur aku sangat senang.
Sudah satu bulan kami saling mengenal satu sama lain, akhirnya kami jadian, tapi tanpa disangka-sangka pacarku Alen pindah ke sekolahku. Aku bingung dan bimbang untuk memilih siapa di antara mereka berdua? Pada akhirnya aku memilih kakak kelas dan memutuskan Alen. Hari demi hari ku jalani dan ternyata aku baru mengetahui bahwa aku hanya pacar simpanan. Hari itu juga aku putus dengan kakak kelas dan saat aku ingin kembali bersama Alen. Aku sudah terlambat, Alen telah menemukan pengganti diriku. Aku menyesal telah menyia-nyiakan orang yang benar-benar menyayangiku.
Namaku Rara saat itu aku masih duduk di bangku SMP kelas 2. Aku punya sahabat namanya Alen, ia selalu mendengar curhatanku. Tanpa ku sadari aku mengagumi sahabatku itu. Hari berganti hari rasa kagum itu berubah menjadi cinta dan aku semakin dekat dengannya. Aku memendam rasaku hanya karena aku tak ingin persahabatan kami hancur. Tapi ternyata bukan hanya aku yang suka sama Alen, sahabat karibku juga suka sama Alen. Sahabat karibku namanya Nivia. Nivia mengatakan padaku rasa sukanya sama Alen. Aku hanya bisa tersenyum dan mendukungnya hanya itu yang bisa aku lakukan. Jauh di lubuk hatiku rasanya aku ingin marah, menangis, dan menjerit sekuat tenaga.
Saat kenaikan kelas tepatnya hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru, tak disangka Alen menyatakan perasaannya padaku. Sejak hari itu aku dan Alen berpacaran. Alen sangat romantis dan pengertian. Tapi kebersamaan kami tidak berlangsung lama sebab kami di sekolah SMA yang berbeda. Aku merindukan Alen yang selalu ada untukku. Pulang dari sekolah aku sms Alen dengan nada merengek agar dia mau pindah ke sekolahku. Tapi Alen menolak untuk pindah. Hari berganti hari tanpa aku sadari aku telah terpikat oleh kakak kelas, entah tahu dari mana nomorku tiba-tiba kakak kelas itu sms aku, jujur aku sangat senang.
Sudah satu bulan kami saling mengenal satu sama lain, akhirnya kami jadian, tapi tanpa disangka-sangka pacarku Alen pindah ke sekolahku. Aku bingung dan bimbang untuk memilih siapa di antara mereka berdua? Pada akhirnya aku memilih kakak kelas dan memutuskan Alen. Hari demi hari ku jalani dan ternyata aku baru mengetahui bahwa aku hanya pacar simpanan. Hari itu juga aku putus dengan kakak kelas dan saat aku ingin kembali bersama Alen. Aku sudah terlambat, Alen telah menemukan pengganti diriku. Aku menyesal telah menyia-nyiakan orang yang benar-benar menyayangiku.
